Syarah: Doa Melihat Bulan Sabit

Yakni do’a yang diucapkan ketika melihat bulan sabit di awal bulan. [1]

اللهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِاْلأَمْنِ وَاْلإِيْمَانِ، وَالسَّلاَمَةِ وَاْلإِسْلاَمِ، وَالتَّوْفِيْقِ لِمَا تُحِبُّ رَبَّنَا وَتَرْضَى، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللهُ

“Allah Mahabesar. Ya Allah, tampakkan bulan sabit, (hilal) itu kepada kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan, dan Islam serta mendapat taufik untuk menjalankan apa yang Engkau sukai dan ridhai) Tuhan kami dan Tuhanmu (wahai bulan sabit) adalah Allah.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi dan Ad-Darimi)[2]

Shahabat yang meriwayatkan hadits ini adalah Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma.

Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma berkata, “Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melihat bulan sabit berucap….”

Bulan sabit ada di malam pertama, kedua, dan ketiga kemudian setelah itu menjadi bulan. Disebut bulan sabit (hilal) karena orang-orang mengangkat suara mereka ketika menyampaikan berita tentang keberadaannya. Dari kata ihlal yang artinya meninggikan suara. Baca pos ini lebih lanjut

Doa Melihat Hilal (Bulan Sabit)

اللهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِاْلأَمْنِ وَاْلإِيْمَانِ، وَالسَّلاَمَةِ وَاْلإِسْلاَمِ، وَالتَّوْفِيْقِ لِمَا تُحِبُّ رَبَّنَا وَتَرْضَى، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللهُ

“Allah Maha Besar. Ya Allah! Tampakkan bulan sabit (hilal) itu kepada kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan Islam serta mendapat taufik untuk menjalankan apa yang Engkau senang dan rela. Tuhan kami dan Tuhanmu (wahai bulan sabit) adalah Allah.” (HR. Tirmidzi dan ad-Darimi, lihat Shahih Tirmidzi 3/175)

Peringatan:
Dalam mengucapkan doa ini tidak boleh menghadap ke bulan sabit, sebaiknya menghadap Kiblat..


Sumber:
Hisnul Muslim oleh Syaikh Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahthani
Syarah Hisnul Muslim