Syarah Doa Safar

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، {سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ} اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِيْ سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِي اْلأَهْلِ، اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوْءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَاْلأَهْلِ. وَإِذَا رَجَعَ قَالَهُنَّ وَزَادَ فِيْهِنَّ: آيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابِدُوْنَ لِرَبِّنَا حَامِدُوْنَ

“Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, ‘Mahasuci Tuhan Yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, sedang sebelumnya kami tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami (di hari Kiamat)’ (QS. Az-Zukhruf: 13-14). Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kebaikan dan takwa dalam bepergian ini, kami mohon perbuatan yang meridhakan-Mu. Ya Allah, mudahkanlah pcrjalanan kami ini, dan dekatkan jaraknya bagi kami. Ya Allah, Engkaulah teman dalam bepergian dan yang mengurusi keluarga(ku). Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dan kesulitan dalam perjalanan, pemandangan yang menyedihkan, dan keburukan ketika kembali dalam harta dan keluarga.’ Dan ketika pulang, semua itu dibaca dengan tambahan: ‘Kami semua kembali, kami semua bertaubat, kami semua beribadah. Kepada Rabb kami, kami memuji.”[1]

Shahabat yang meriwayatkan hadits ini adalah Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma.

Ungkapan أَنْتَ الصَّاحِبُ ‘Engkau teman’, dengan kata lain, teman yang selalu dekat. Yang dimaksud dengan itu adalah dampingan Allah Ta’ala kepadanya dengan segala perhatian dan penjagaan. Yang demikian karena manusia adalah makhluk yang harus banyak didampingi dalam perjalanan. Pendampingan itu dibutuhkan agar selalu merasa senang dengan itu, selalu berhati-hati, terjaga dari apa-apa yang membahayakannya, sehingga diingatkan dengan kata itu sebagai tempat bersandar yang paling baik dan penjagaan dari-Nya yang paling sempuma daripada sahabat yang mana pun juga.

Ungkapan الْخَلِيْفَةُ ‘pengganti’, dengan kata lain, yang mengganti orang yang pergi untuk mengamankan segala apa yang diwakilkan kepadanya. Artinya, Engkaulah yang kuharapkan, bersandar kepada-Nya ketika aku tiada di tengah keluargaku, hendaknya Engkau merapikan kekacauan pada mereka, mengobati penyakit mereka, dan menjaga agama dan amanat mereka.

Ungkapan مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ ‘dari kesulitan dalam perjalanan’, dengan kata lain, kerumitannya. Diambil dari akar kata اَلْوَعْثُ yaitu suatu tempat yang datar, banyak tanah berpasir yang melelahkan, dan menyulitkan binatang ternak.

Ungkapan وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ ‘pemandangan yang menyedihkan‘. اَلْكَابَّةُ وَ اَلْكَآبَةُ وَ الْكَأْبُ adalah penampilan yang buruk, putus asa karena rasa sedih. Sedangkan yang dimaksud adalah memohon perlindungan dari segala pemandangan yang menimbulkan rasa sedih.

Ungkapan وَسُوْءِ الْمُنْقَلَبِ ‘keburukan ketika kembali’, yaitu kembali dengan sesuatu yang buruk baginya. Kembali dengan sesuatu yang menimpa dirinya dalam perjaianan. Atau apa-apa yang menimpa diri, kerabat, harta, dan apa-apa yang menjadi kesenangannya. Al-munqalab adalah ‘tempat kembali’.

Ungkapan وَإِذَا رَجَعَ ‘dan ketika pulang‘, dari perjalanannya.

Ungkapan قَالَهُنَّ ‘semua itu dibaca’, dengan kata lain, mengucapkan semua kalimat itu وَزَادَ فِيْهِنَّ: آيِبُوْنَ ‘dengan tambahan: kami semua kembali’, dengan kata lain, kembali dengan baik. Dari kata آبَ artinya ‘kembali‘, dengan kata lain, ‘kami kembali’; dan تَائِبُوْنَ ‘kami semua bertaubat’ dari segala macam dosa. Serta عَابِدُوْنَ ‘kami semua beribadah’, dengan kata lain, kami mukhlish لِرَبِّنَا ‘kepada Rabb kami’, dan karenanya kami حَامِدُوْنَ ‘kami memuji’ atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kami.[]

Disalin dari Syarah Do’a & Dzikir Hishnul Muslim oleh Madji bin Abdul Wahhab Ahmad dengan Korektor Syaikh Dr. Sa’id bin Ali Wahf al-Qathtani, hal. 503-505 Terbitan Darul Falah, Jakarta.


[1]    Muslim (2/998), no. 1342.

Iklan

Faedah Dalam Doa Safar

Doa Safar

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، {سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ} اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِيْ سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِي اْلأَهْلِ، اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوْءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَاْلأَهْلِ

Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Maha Suci Allah yang telah menundukkan kendaraan ini bagi kami, padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya dan sesungguhnya kami pasti akan dikembalikan kepada Rabb kami. Ya Allah dalam perjalanan ini sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebajikan, ketakwaan serta perbuatan yang Engkau ridhai. Ya Allah mudahkanlah perjalanan ini bagi kami dan dekatkanlah jaraknya yang jauh. Ya Allah, Engkaulah temanku dalam perjalanan dan yang mengurusi keluargaku. Ya Allah sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kesulitan dalam perjalanan, pemandangan yang menyedihkan dan kesialan pada harta dan keluarga.” (HR. Muslim no. 3339)

Faedah:

  1. Safar atau bepergian merupakan salah satu bagian dari sendi-sendi kehidupan seorang manusia. Tatkala mengadakan perjalanan kita harus berpisah dengan keluarga, menjelajahi daerah yang masih asing bagi kita, capek, letih, lesu dan berbagai hal yang tidak dirasakan tatkala masih di rumah. Oleh karena itu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم membimbing kita untuk selalu ingat kepada Allah سبحانه و تعالى dan meminta kebajikan (الْبِرَّ) dan ketakwaan (التَّقْوَى),[1] karena sebaik-baik bekal dalam perjalanan adalah takwa kepada Allah سبحانه و تعالى. [2]
  2. Dalam perjalanan, biasanya seseorang sangat membutuhkan teman yang bisa menyertainya, dimintai bantuan, mencegahnya dari malapetaka dan sebagainya, sehingga perjalanannya menjadi nyaman dan mengasyikkan. Dan Allah-lah satu-satunya Dzat yang selalu menyertai hamba-Nya yang beriman di manapun ia berada. Dia سبحانه و تعالى akan menemani perjalanannya, membantu-nya, mencegahnya dari marabahaya dan menenteramkan hatinya sewaktu tengah berada di negeri lain.[3] Baca pos ini lebih lanjut

Doa Safar dan Naik Kenderaan

1. Rasululloh صلي الله عليه وسلم bersabda : “Barangsiapa yang akan bepergian hendaklah berkata kepada yang ditinggalkan :

أَسْتَوْدِعُكُمُ اللهَ الَّذِيْ لاَ تَضِيْعُ وَدَائِعُهُ

“Kutitipkan engkau kepada Alloh yang tidak sia-sia apa yang dititipkan.” (HR. Ahmad, Hasan)

2. Orang yang tinggal mendo’akan orang yang akan bepergian:

زَوَّدَكَ اللهُ التَّقْوَى، وَغَفَرَ ذَنْبَكَ، وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُ مَا كُنْتَ

“Semoga Allah membekalimu dengan taqwa, mengampuni dosamu, dan memudahkan segala kebaikan bagimu di manapun berada.” (HR. Turmudzi, Hasan)

3. Apabila naik kenderaan (Sepeda Motor, Mobil atau Pesawat Terbang dan lainnya) bacalah:

بِسْمِ اللهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ {سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ} الْحَمْدُ لِلَّهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، سُبْحَانَكَ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

“Aku pergi dengan nama Allah dan segala puji bagiNya. Maha suci Tuhan yang menundukkan kendaraan ini untuk kami dan tidak ada daya bagi kami untuk menundukkannya dan hanya kepada Allah kami kembali, kemudian membaca Alhamdulillah tiga kali, Allahu akbar tiga kali. Maha Suci Engkau ya Allah, sungguh aku telah menganiaya diriku sendiri, berilah aku ampunan. Sungguh tidak ada yang mengamupuni dosa-dosa kecuali Engkau.” (HR. Turmudzi, Hasan Shahih)

4. Membaca doa:

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِيْ سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِي اْلأَهْلِ، اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوْءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَاْلأَهْلِ

“Ya Allah, kami mohon kepadamu dalam perjalanan ini kebajikan katakwaan dan amal yang Engkau ridhoi Ya Allah, ringankanlah atas kami perjalanan ini, dekatkanlah jaraknya perjalanan ini, Ya Alloh Engkaulah temanku dalam perjalanan ini dan Engkaulah sebagai pengganti yang melindungi keluarga. Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari pada kesusahan perjalanan ini, dari pemandangan yang menyakitkan dan dari nasib yang sial dalam harta dan keluarga.” (HR. Muslim)

5. Ketika pulang hendaknya membaca do’a tersebut di atas ditambah do’a di bawah ini :

آيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابِدُوْنَ لِرَبِّنَا حَامِدُ وْنَ

“Semoga kami kembali dalam keadaan selamat dan bertaubat, kepada Robb kami memuji.” (HR. Muslim)

Sumber dan Bacaan lebih lanjut:
Doa-doa oleh Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu

Doa Pulang dari Safar

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِيْ سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِي اْلأَهْلِ، اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوْءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَاْلأَهْلِ، آيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابِدُوْنَ لِرَبِّنَا حَامِدُ وْنَ

“Ya Allah, kami mohon kepadamu dalam perjalanan ini kebajikan katakwaan dan amal yang Engkau ridhoi Ya Allah, ringankanlah atas kami perjalanan ini, dekatkanlah jaraknya perjalanan ini, Ya Alloh Engkaulah temanku dalam perjalanan ini dan Engkaulah sebagai pengganti yang melindungi keluarga. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari pada kesusahan perjalanan ini, dari pemandangan yang menyakitkan dan dari nasib yang sial dalam harta dan keluarga. Semoga kami kembali dalam keadaan selamat dan bertaubat, kepada Robb kami memuji.” (HR. Muslim)

dan bertakbir tiga kali, di atas tempat yang tinggi, kemudian membaca:

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. آيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابِدُوْنَ لِرَبِّنَا حَامِدُوْنَ، صَدَقَ اللهُ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ

“Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. Bagi-Nya kerajaan dan pujaan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Kami kembali dengan bertaubat, beribadah dan memuji kepada Tuhan kami. Allah telah menepati janjiNya, membela hambaNya (Muhammad) dan mengalahkan golongan musuh dengan sendirian”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Sumber:
Hisnul Muslim oleh Syaikh Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahthani
Doa-doa oleh Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu

Doa Apabila Kenderaan Tergelincir

بِسْمِ اللهِ

“Dengan nama Allah.”


Sumber:
Hisnul Muslim oleh Syaikh Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahthani

Doa Naik Kenderaan

بِسْمِ اللهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ {سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ} الْحَمْدُ لِلَّهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، سُبْحَانَكَ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

“Aku pergi dengan nama Allah dan segala puji bagiNya. Maha suci Tuhan yang menundukkan kendaraan ini untuk kami dan tidak ada daya bagi kami untuk menundukkannya dan hanya kepada Allah kami kembali, kemudian membaca Alhamdulillah tiga kali, Allahu akbar tiga kali. Maha Suci Engkau ya Allah, sungguh aku telah menganiaya diriku sendiri, berilah aku ampunan. Sungguh tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, Hasan Shahih)

Sumber:
Hisnul Muslim oleh Syaikh Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahthani
Doa-doa oleh Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu

Doa Safar [Bepergian]

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِيْ سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِي اْلأَهْلِ، اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوْءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَاْلأَهْلِ

“Ya Allah, kami mohon kepadamu dalam perjalanan ini kebajikan katakwaan dan amal yang Engkau ridhoi Ya Allah, ringankanlah atas kami perjalanan ini, dekatkanlah jaraknya perjalanan ini, Ya Alloh Engkaulah temanku dalam perjalanan ini dan Engkaulah sebagai pengganti yang melindungi keluarga. Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari pada kesusahan perjalanan ini, dari pemandangan yang menyakitkan dan dari nasib yang sial dalam harta dan keluarga.” (HR. Muslim)

Sumber:
Hisnul Muslim oleh Syaikh Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahthani
Doa-doa oleh Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu

Doa Musafir Kepada Orang yang Ditinggalkan dan Sebaliknya

Doa Musafir Kepada Orang yang Ditinggalkan:

أَسْتَوْدِعُكُمُ اللهَ الَّذِيْ لاَ تَضِيْعُ وَدَائِعُهُ

“Aku menitipkan kamu kepada Allah yang tidak akan hilang titipan-Nya.”[1]

Doa Orang yang Ditinggalkan Kepada Musafir

أَسْتَوْدِعُ اللهَ دِيْنَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيْمَ عَمَلِكَ

“Aku menitipkan agamamu, amanatmu dan perbuatanmu yang terakhir kepada Allah.”[2]

زَوَّدَكَ اللهُ التَّقْوَى، وَغَفَرَ ذَنْبَكَ، وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُ مَا كُنْتَ

“Semoga Allah memberi bekal taqwa kepadamu, mengampuni dosamu dan memudahkan kebaikan kepadamu di mana saja kamu berada.” [3]


[1] HR. Ahmad 2/403, Ibnu Majah 2/943, dan lihat Shahih Ibnu Majah 2/133
[2] HR. At-Tirmidzi 2/7, At-Tirmidzi 5/499, dan lihat Shahih At-Tirmidzi 2/155
[3] HR. At-Tirmidzi, lihat Shahih At-Tirmidzi 3/155


Sumber:
Hisnul Muslim oleh Syaikh Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahthani
Doa-doa oleh Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu