Membaca Ta’awwudz Ketika Sholat Terganggu

MEMBACA TA’AWWUDZ KETIKA
KONSENTRASI SHALAT TERGANGGU
Majalah as-Sunnah Ed. 8 Th. XX_1438H/2017M, hal.1.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

Aku berlindung kepado Allah dari syaitan yang terkutuk.

Kemudian meniupkan mulut dengan sedikit hembusan Ludah (tafl; bukan meludah) sebanyak tiga kali.

Ini seperti ucapan Utsman bin Abil ‘Ash رضي الله عنه ketika datang kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم, “Wahai Rasulullah! Sungguh, syaitan telah menghalangi antara aku dengan shalatku dan bacaanku, la membuatnya rancu bagiku? “Maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Itu adalah syaitan, yang disebut dengan Khinzab. Bila engkau merasakannya, maka mohonlah perlindungan kepada Allah صلى الله عليه وسلم darinya. Dan tiupkanlah dengan sedikit hembusan ludah ke arah kirimu tiga kali.” Lalu aku (Utsman bin Abil ‘Ash) pun melakukannya, dan Allah عزّوجلّ menghilangkan gangguan syaitan itu dariku. (HR. Muslim).

Utsman bin Abil Ash رضي الله عنه dalam hadits di atas mendapati ada rasa was-was dan gangguan kala ia shalat. Syaitan telah menghalangi kekhusyukannya. Syaitan telah mengganggunya, sehingga ia tidak bisa merasakan kelezatan shalat dan konsentrasi untuk menghadirkan khusyuk. Karena syaitan telah mengacaukan shalatnya dan membuatnya dihinggapi ragu-ragu dalam shalatnya.

Baca pos ini lebih lanjut

Iklan

Syarah Bacaan Untuk Menolak Gangguan Setan

APA YANG HARUS DIUCAPKAN UNTUK MENOLAK TIPU DAYA PARA SYETAN YANG JAHAT

 

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ الَّتِيْ لاَ يُجَاوِزُهُنَّ بَرٌّ وَلاَ فَاجِرٌ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ، وَبَرَأَ وَذَرَأَ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيْهَا، وَمِنْ شَرِّ مَا ذَرَأَ فِي اْلأَرْضِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا، وَمِنْ شَرِّ فِتَنِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ طَارِقٍ إِلاَّ طَارِقًا يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَا رَحْمَانُ

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, yang tidak akan melampaui (kalimat ini) orang baik dan orang durhaka dan kejahatan apa yang diciptakan dan dijadikan-Nya, dan kejahatan apa yang turun dari langit dan yang naik ke dalamnya, dan kejahatan yang tumbuh di bumi dan yang keluar daripadanya, dan kejahatan fitnah-fitnah malam dan siang, serta dari kejahatan-kejahatan semua pengetuk (yang datang di waktu malam), kecuali dengan tujuan baik, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih.”[1]

Shahabat  yang  meriwayatkan hadits ini adalah Abdurrahman bin Khunais Radhiyallahu Anhu.

Baca pos ini lebih lanjut

Syarah Doa Apabila Merasa Takut dan Kesepian Ketika Tidur

Ungkapan بِالْوَحْشَةِ dikatakan bahwa artinya ‘kesedihan’. Dikatakan pula artinya ‘kesepian’ dan ‘rasa takut’.

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقَابِهِ، وَشَرِّ عِبَادِهِ، وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَأَنْ يَحْضُرُوْنِ

“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kemarahan, siksaan dan kejahatan hamba-hamba-Nya, dan dari godaan syetan (bisikan) serta jangan sampai mereka hadir (kepadaku).”[1]

Shahabat yang meriwayatkan hadits ini adalah Abdullah bin Amr bin Al-Ash Radhiyallahu Anhuma.

Baca pos ini lebih lanjut

Syarah Hal yang Dapat Memperlindungkan Anak-Anak

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَوِّذُ الْـحَسَنَ وَالْـحُسَيْنَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا: أُعِيْذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ

“Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memperlindungkan Al-Hasan dan Al-Husain Radhiyallahu Anhuma, ‘Aku berlindung kepada Allah untukmu berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari segala macam syetan, binatang yang berbisa, dan ‘ain (pandangan mata) yang menimpanya (yang mengakibatkan sakit).”‘[1]

Shahabat yang meriwayatkan hadits ini adalah Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhuma.

Baca pos ini lebih lanjut

Doa Perlindungan Bagi Anak

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَوِّذُ الْـحَسَنَ وَالْـحُسَيْنَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا: أُعِيْذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ

“Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memperlindungkan Al-Hasan dan Al-Husain Radhiyallahu Anhuma, ‘Aku berlindung kepada Allah untukmu berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari segala macam syetan, binatang yang berbisa, dan ‘ain (pandangan mata) yang menimpanya (yang mengakibatkan sakit).”‘[1]

Catatan:[2]

Dhomir (kata ganti) pada awal lafazh doa أُعِيْذُكُمَا dapat disesuaikan dengan jenis kelamin dan jumlah anak sebagai berikut:

  1. Satu anak laki-laki: أُعِيْذُكَ
  2. Satu anak perempuan: أُعِيْذُكِ
  3. Dua anak; baik dua anak laki-laki atau dua anak perempuan atau satu anak laki-laki dan satu anak perempuan: أُعِيْذُكُمَا
  4. Tiga anak laki-laki atau lebih, atau anak yang terdiri dari laki-laki dan perempuan berjumlah tiga orang atau lebih: أُعِيْذُكُمْ
  5. Tiga anak perempuan atau lebih: أُعِيْذُكُنَّ

Disalin dari Terjemah Hishnul Muslim oleh Syaikh Dr. Sa’id bin Ali Wahf Al-Qahthani, Hal. 130.


[1]  Al-Bukhari: 4/119.
[2] Tambahan dari Kami (doandzikir.wordpress.com/Ibnu Majjah).

Doa Mengusir Setan dan Segala Gangguannya (2)

الأَذَانُ

“Mengucapkan adzan.”

Shahabat yang meriwayatkan hadits ini adalah Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu.

Di antara apa-apa yang bisa untuk mengusir syetan adalah adzan. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah bersabda,

إِذَا نُودِيَ بِالصَّلَاةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لَا يَسْمَعَ التَّأْذِيْنَ، فَإِذَا قُضِيَ التَّأْذِيْنَ أَقْبَلَ، فَإِذَا ثُوِّبَ بِالصَّلَاةِ، أَدْبَرَ فَإِذَا قُضِيَ التَّثْوِيبُ، أَقْبَلَ حَتَّى يَخْطُرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ، يَقُولُ اُذْكُرْ كَذَا، اُذْكُرْ كَذَا، لِـمَا لَـمْ يَكُنْ يَذْكُرُ، حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لَا يَدْرِي كَمْ صَلَّى

“Jika diserukan untuk menunaikan shalat, maka syetan berbalik dan dia memiliki kentut sehingga tidak mendengar adzan. Jika adzan telah usai dikumandangkan, dia berbalik menghadap. Jika dikumandangkan iqamah untuk shalat, dia berbalik; jika iqamah usai dikumandangkan dia berbalik menghadap. Sehingga membuat betikan di antara orang dan jiwanya. Sehingga dia mengatakan, ‘Ingat demikian dan ingat demikian, yang sebelumnya ia tidak mengingat apa-apa, hingga orang itu tidak tahu berapa rakaat dia telah menunaikan shalat.'”[1]

Baca pos ini lebih lanjut

Doa Mengusir Setan dan Segala Gangguannya (1)

الإِسْتِعَاذَةُ بِاللهِ مِنْهُ

“Berlindung kepada Allah dari godaannya.”[1]

Maksudnya adalah hendaknya Anda mengucapkan,

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk.”

Allah Ta’ala berfirman,

وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ . وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ

“Dan katakanlah: ‘Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syetan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau, ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku’.” (QS. Al-Mukminun: 97-98)

Disalin dari Syarh Do’a dan Dzikir Hishnul Muslim oleh Madji bin Abdul Wahhab Ahmad dengan Korektor Syaikh Dr. Sa’id bin Ali Wahf Al-Qahthani, terbitan Darul Falah Jakarta, Hal. 367.


[1]     Abu Dawud, (1/206); dan At-Tirmidzi. Lihat Shahih At-Tirmidzi, (1/77).

Bacaan Untuk Menolak Gangguan Setan

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ الَّتِيْ لاَ يُجَاوِزُهُنَّ بِرٌّ وَلاَ فَاجِرٌ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ، وَبَرَأَ وَذَرَأَ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيْهَا، وَمِنْ شَرِّ مَا ذَرَأَ فِي اْلأَرْضِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا، وَمِنْ شَرِّ فِتَنِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ طَارِقٍ إِلاَّ طَارِقًا يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَا رَحْمَانُ

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, yang tidak akan diterobos oleh orang baik dan orang durhaka, dari kejahatan apa yang diciptakan dan dijadikan-Nya, dari kejahatan apa yang turun dari langit dan yang naik ke dalamnya, dari kejahatan yang tumbuh di bumi dan yang keluar daripadanya, dari kejahatan fitnah-fitnah malam dan siang, serta dari kejahatan-kejahatan yang datang (di waktu malam) kecuali dengan tujuan baik, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih.”

HR. Ahmad 3/419 dengan sanad yang shahih, Ibnus Sunni no. 637, lihat pula Majma’uz Zawa’id 10/127 dan Takhrijuth Thahawiyah lil Arnauth 133
Sumber:
Hisnul Muslim oleh Syaikh Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahthani

Haram Menceritakan Hubungan Seks

Diharamkan bagi suami istri untuk menceritakan rahasia hubungan seksual mereka kepada orang lain, tentang orang yang menceritakan hubungan seksualnya Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:

إِنَّمَا ذَلِكَ مِثْلُ الشَّيْطَانِ لَقِيَ شَيْطَانَةً فِي طَرِيقٍ فَغَشِيَهَا وَالنَّاسُ يَنْظُرُونَ

“Perumpamaan orang tersebut seperti perbuatan setan laki laki yang bertemu dengan setan perempuan di jalan, kemudian mereka melakukan jima’ sementara orang-orang melihatnya.” (HR. Ahmad dan hadits ini Hasan)

Referensi:
Risalah Nikah oleh Ahmad bin Abdul Aziz Hamdan, terbitan Darul Haq Jakarta-Tahun 2006,