Mengobati Bagian Tubuh yang Sakit

APA YANG HARUS DILAKUKAN DAN DIUCAPKAN
ORANG YANG TUBUHNYA TERASA SAKIT

ضَعْ يَدَكَ عَلَى الَّذِي تَأَلَّـمَ مِنْ جَسَدِكَ وَقُلْ بِاسْمِ اللَّهِ (ثَلَاثًا) وَقُلْ (سَبْعَ مَرَّاتٍ): أَعُوذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ

“Letakkah tanganmu pada tubuhmu yang terasa sakit, dan bacalah: بِاسْمِ اللَّهِ ‘Dengan nama Allah’ (tiga kali). Dan ucapkan (tujuh kali): أَعُوذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ ‘Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya dari kejahatan sesuatu yang aku jumpai dan yang aku takuti’.”[1]

Shahabat yang meriwayatkan hadits ini adalah Ustman bin Abi Al-Ash Radhiyallahu Anhu.

Baca pos ini lebih lanjut

Syarah Doa Ketika Memejamkan Mata Mayit

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِفُلاَنٍ (بِاسْمِهِ) وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِي الْمَهْدِيِّيْنَ، وَاخْلُفْهُ فِيْ عَقِبِهِ فِي الْغَابِرِيْنَ، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، وَافْسَحْ لَهُ فِيْ قَبْرِهِ وَنَوِّرْ لَهُ فِيْهِ

“Ya Allah, ampunilah fulan (sebut namanya), angkat derajatnya bersama orang-orang yang mendapat petunjuk. Hendaklah Engkau menjadi pengganti untuk anak turunannya yang ditinggalkan. Ampunilah kami dan dia wahai Tuhan penguasa alam. Luaskan baginya dalam kuburannya dan berilah penerangan di dalamnya.” [1]

Shahabiyah yang meriwayatkan hadits ini adalah Ummu Salamah Radhiyallahu Anha.

Disebutkan pada permulaannya ucapan Ummu Salamah Radhiyallahu Anha,

دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَبِي سَلَمَةَ وَقَدْ شَقَّ بَصَرُهُ فَأَغْمَضَهُ ثُمَّ قَالَ إِنَّ الرُّوحَ إِذَا قُبِضَ تَبِعَهُ الْبَصَرُ فَضَجَّ نَاسٌ مِنْ أَهْلِهِ فَقَالَ لَا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِلَّا بِخَيْرٍ فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ يُؤَمِّنُونَ عَلَى مَا تَقُولُونَ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأَبِي سَلَمَةَ…

“Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendatangi Abu Salamah yang matanya telah terbelalak. Beliau memejamkannya lalu bersabda, ‘Sesungguhnya jika ruh dicabut, maka diikuti mata.’ Sehingga guncanglah semua orang dari keluarganya. Maka, beliau bersabda, ‘Ja-nganlah kalian berdo’a buruk atas diri kalian, kecuali do’a yang baik-baik, sungguhnya para malaikat menga-minkan apa-apa yang kalian ucapkan.’ Kemudian beliau berucap: ‘Ya Allah, ampunilah Abu Salamah …’.”

Baca pos ini lebih lanjut

Syarah Doa Ketika Tertimpa Musibah

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ، اَللَّهُمَّ أْجُرْنِيْ فِيْ مُصِيْبَتِيْ وَأَخْلِفْ لِيْ خَيْرًا مِنْهَا

“Sesungguhnya kita milik Allah, kita akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, berilah aku pahala atas musibah yang menimpaku dan gantilah untukku dengan yang lebih baik darinya.”[1]

Shahabiyah yang meriwayatkan hadits ini adalah Ummu Salamah Radhiyallahu Anha.

Dalam hadits ini adalah sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,

مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ: … إِلَّا أَجَرَهُ اللَّهُ فِي مُصِيبَتِهِ، وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا

“Tiada seorang hamba tertimpa musibah sehingga mengucapkan …, melainkan Allah memberinya pahala dalam musibahnya itu dan memberinya pengganti yang lebih baik danpadanya.”

Baca pos ini lebih lanjut

Syarah Talkin Bagi Orang yang Sekarat

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Barangsiapa akhir ucapannya adalah لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ ‘Tiada Tuhan selain Allah’, dia akan masuk surga.”[1]

Shahabat yang meriwayatkan hadits ini adalah Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu Anhu.

Al-Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah berkata, “Yang dimaksud dengan ungkapan لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ ‘tiada Tuhan Yang berhak disembah selain Allah’ dalam hadits ini dan hadits lainnya ialah dua kalimat syahadat.”

Al-Kirmani Rahimahullah berkata, “Sesungguhnya ungkapan لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ ‘tiada Tuhan Yang berhak disembah selain Allah’ adalah kalimat dimaksudkan dengan apa yang dikandungnya, yaitu Muhammad adalah Rasul Allah.[]

Disalin dari Syarh Do’a dan Dzikir Hishnul Muslim oleh Madji bin Abdul Wahhab Ahmad dengan Korektor Syaikh Dr. Sa’id bin Ali Wahf Al-Qahthani, terbitan Darul Falah Jakarta, Hal. 390.


[1]     Abu Dawud, (3/190), no. 3116. Lihat Shahih Al-Jami’ (5/432), no. 6479.

Syarah Doa Orang Sakit Ketika Tidak Ada Harapan Sembuh (3)

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ

“Tiada Tuhan Yang berhak disembah selain Allah dan Allah Mahabesar. Tiada Tuhan Yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa. Tiada Tuhan Yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Tiada Tuhan Yang berhak disembah selain Allah, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Tiada Tuhan Yang berhak disembah selain Allah. Tiada daya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah.”[1]

Shahabat yang meriwayatkan hadits ini adalah Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu Anhuma.

Seutuhnya hadits tersebut adalah sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,

مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ صَدَّقَهُ رَبُّهُ فَقَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا وَأَنَا أَكْبَرُ وَإِذَا قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ قَالَ يَقُولُ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا وَحْدِي وَإِذَا قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ قَالَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا وَحْدِي لَا شَرِيكَ لِي وَإِذَا قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ قَالَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا لِيَ الْمُلْكُ وَلِيَ الْحَمْدُ وَإِذَا قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِي وَكَانَ يَقُولُ مَنْ قَالَـهَا فِي مَرَضِهِ ثُمَّ مَاتَ لَـمْ تَطْعَمْهُ النَّارُ

Baca pos ini lebih lanjut

Syarah Doa Orang Sakit Ketika Tidak Ada Harapan Sembuh (2)

جَعَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ مَوْتِهِ يُدْخِلُ يَدَيْهِ فِي الْمَاءِ، فَيَمْسَحُ بِهِمَا وَجْهَهُ، وَيَقُولُ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ

“Ketika Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mendekati wafatnya, maka beliau memasukkan tangannya ke dalam air, lalu mengusapkan ke wajahnya seraya berkata, ‘Tiada Tuhan Yang berhak disembah selain Allah. Sesungguhnya setiap kematian ada sekaratnya.'”[1]

Shahabiyah yang meriwayatkan hadits ini adalah Aisyah Radhiyallahu Anha.

Baca pos ini lebih lanjut

Syarah Doa Orang Sakit Ketika Tidak Ada Harapan Sembuh (1)

Ungkapan يَئِسَ ‘putus asa’, dengan kata lain, putus harapan bahwa dirinya masih akan mampu bertahan hidup.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَأَلْحِقْنِيْ بِالرَّفِيْقِ اْلأَعْلَى

“Ya Allah, ampunilah dosaku, berilah rahmat kepadaku dan pertemukan aku dengan tertian yang tinggi derajatnya (para nabi).”[1]

Shahabiyah yang meriwayatkan hadits ini adalah Aisyah Radhiyallahu Anha.

Ungkapan الرَّفِيْقِ اْلأَعْلَى ‘teman yang tinggi derajatnya’, dimaksudkan dengannya apa yang disebutkan dalam firman Allah Ta’ala,

وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَالرَّسُولَ فَأُوْلَـئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاء وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَـئِكَ رَفِيقاً

Baca pos ini lebih lanjut

Syarah Keutamaan Membesuk Orang Sakit

قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا عَادَ الرَّجُلُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ مَشَى فِي خِرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ فَإِذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ فَإِنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ وَإِنْ كَانَ مَسَاءً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ

“Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Jika seseorang berkunjung kepada saudaranya yang Muslim, (yang sedang menderita sakit), maka seakan-akan dia berjalan-jalan di daerah buah-buahan yang siap dipanen di surga hingga dia duduk. Apabila sudah duduk, maka dituruni rahmat dengan deras. Apabila dia berkunjung di pagi hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat rahmat hingga sore hari. Apabila dia berkunjung di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat hingga pagi hari.”[1]

Shahabat yang meriwayatkan hadits ini adalah Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu.

Ungkapan خِرَافَةِ dengan huruf kha berkasrah dan ber-fathah, artinya surga dan buah-buahannya yang siap dipetik. Dalam kamus, اَلْـخُرْفَةُ dengan huruf kha berdhammah. اَلْـمُخْتَرَفُ: اَلْـمُجْتَنَى artinya ‘sudah bisa dipetik‘, seperti خِرَافَة. Dalam sebagian riwayat yang lain, فِي خُرْفَةِ الْـجَنَّةِ.

Baca pos ini lebih lanjut

Syarah Doa Membesuk Orang Sakit (2)

أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيْمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ_سَبْعَ مَرَّاتٍ

“Aku mohon kepada Allah Yang Mahamulia, penulik ‘Arsy yang agung, agar Dia menyembuhkanmu.” (diucapkan sebanyak tujuh kali).[1]

Shahabat yang meriwayatkan hadits ini adalah Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhuma.

Seutuhnya hadits ini adalah sabda Mabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَعُودُ مَرِيضًا، لَمْ يَحْضُرْ أَجَلُهُ فَيَقُولُ عِنْدَ سَبْعِ مَرَّاتٍ: ….، إِلَّا عَافَاهُ الله

“Tiada seorang hamba yang Muslim membesuk seseorang yang sedang sakit, yang belum datang ajalnya, lalu dia mengatakan pada yang ketujuh kalinya …, melainkan Allah akan memberinya kesehatan.”

Baca pos ini lebih lanjut

Syarah Doa Membesuk Orang Sakit (1)

لاَ بَأْسَ طَهُوْرٌ إِنْ شَاءَ اللهُ

“Tidak mengapa, semoga sakitmu ini membuat dosamu bersih, insya Allah.”[1]

Shahabat yang meriwayatkan hadits ini adalah Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhuma.

ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata, “Jika Nabi membesuk ke rumah orang sakit, beliau bersabda kepadanya ….”

Ungkapan لاَ بَأْسَ ‘tidak mengapa’, dengan kata lain, tidak keras dan tidak menyakitimu.

Baca pos ini lebih lanjut